Trump Gertak Rusia Untuk Tidak Menyerang Ukraina

trump-gertak-rusia-untuk-tidak-menyerang-ukraina

Trump Gertak Rusia Untuk Tidak Menyerang Ukraina. Pada 24 September 2025, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan tegas di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, menggertak Rusia agar segera hentikan serangan ke Ukraina atau hadapi konsekuensi berat. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana ia menyatakan dukungan penuh bagi Kyiv untuk merebut kembali wilayah yang diduduki. Trump, yang sempat janji selesaikan perang dalam 24 jam saat kampanye, kini bergeser sikap: ia sebut Rusia sebagai “harimau kertas” yang harus dihentikan sebelum eskalasi ke NATO. Respons ini dipicu insiden pelanggaran udara Rusia di Polandia, Rumania, dan Lithuania, yang memicu peringatan NATO soal Pasal 5. Di tengah latihan Zapad-2025 Rusia-Belarus yang libatkan 100.000 pasukan, gertakan Trump tambah panas dinamika Eropa Timur, di mana korban perang Ukraina sudah capai 1,3 juta sejak 2022. Ini bukan sekadar retorika; ia sinyal potensi sanksi baru dan dukungan militer lebih besar bagi Zelenskyy. BERITA VOLI

Bagaimana Trump Menggertak Rusia: Trump Gertak Rusia Untuk Tidak Menyerang Ukraina

Trump gertak Rusia melalui serangkaian pernyataan publik dan diplomatik yang langsung dan mengancam. Pada 23 September, dalam konferensi pers pasca-pertemuan Zelenskyy, Trump bilang Ukraina “bisa menang besar” dengan merebut wilayahnya, dan sarankan negara NATO tembak jatuh pesawat Rusia yang langgar airspace mereka. Ini eskalasi dari sikap awalnya yang pro-negosiasi; Trump sebut Putin “tak negosiasi dengan itikad baik,” dan ancam “konsekuensi parah” jika Moskow tak setuju gencatan senjata. Wakil Presiden JD Vance tambah tekanan di New York, bilang Trump “semakin tak sabar luar biasa” dengan Rusia, dan jika tak ada kemajuan, “akan sangat buruk bagi negara mereka.” Trump juga dorong Eropa potong impor minyak Rusia total, jadikan itu syarat sanksi AS baru terhadap Moskow.

Secara praktis, gertakan ini disertai langkah konkret: Trump instruksikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio bentrok dengan Sergey Lavrov di sidang PBB, tuntut “hentikan pembunuhan” dan langkah konkret menuju resolusi. Trump bagikan video insiden drone Rusia di media sosialnya, sebut itu “provokasi yang tak bisa ditolerir,” dan ingatkan risiko Perang Dunia III jika Rusia lanjut. Pernyataan ini, yang disambut aplaus Zelenskyy, tunjukkan pergeseran Trump: dari janji deal cepat ke dukungan militer, termasuk tambah bantuan $10 miliar untuk drone Ukraina. Ini campuran diplomasi keras dan teater publik, dirancang buat paksa Putin ke meja perundingan atau hadapi isolasi ekonomi lebih dalam.

Kenapa Trump Ingin Desak Rusia Untuk Berhenti Serang Ukraina

Trump desak Rusia hentikan serangan karena campuran alasan strategis, domestik, dan geopolitik. Pertama, ia khawatir eskalasi ke NATO: pelanggaran udara Rusia baru-baru ini di tiga negara anggota picu peringatan Pasal 5, yang bisa tarik AS ke perang langsung—sesuatu Trump hindari. Ia sebut Rusia “persiapan perang masa depan” melalui latihan Zapad-2025, dan tak mau AS tanggung beban Eropa sendirian. Kedua, tekanan dari sekutu: Zelenskyy, dalam pertemuan virtual dengan pemimpin Eropa seperti Kanselir Jerman Friedrich Merz, dorong Trump setuju prinsip gencatan senjata, jaminan keamanan Ukraina, dan tolak swap wilayah. Trump, yang janji selesaikan perang cepat, kini lihat dukungan Ukraina sebagai cara penuhi janji itu tanpa terlihat lemah.

Alasan domestik juga kuat: basis pemilih Trump khawatir biaya perang—sudah $200 miliar sejak 2022—dan risiko draft. Dengan pemilu midterm mendekat, Trump gunakan gertakan ini buat tunjukkan kepemimpinan kuat, kontras dengan Biden era. Geopolitiknya: Trump lihat Putin sebagai ancaman global, terutama dengan drone Rusia yang gabung AI, yang Zelenskyy sebut bisa ubah wajah perang Eropa. Trump juga tekan Eropa kurangi ketergantungan energi Rusia, yang impornya turun 90% tapi masih ada di Hungaria dan Slovakia. Singkatnya, desakan ini lindungi kepentingan AS: cegah perang lebih luas, tekan sekutu bagi beban, dan perkuat posisi Trump di panggung dunia.

Bagaimana Rusia Menanggapi Desakan Trump Tersebut

Rusia tanggapi desakan Trump dengan nada menantang dan defensif, sebut itu “U-turn” yang tak ubah fakta lapangan. Kremlin bilang rapprochement AS-Rusia hasilnya “hampir nol,” dan tak ada pilihan selain lanjut perang karena “provokasi Ukraina.” Putin, dalam inspeksi latihan Zapad-2025, sebut gertakan Trump sebagai “gertak kosong” dari “imperialis Yankee,” dan ancam balas jika NATO tembak jatuh jet mereka. Kementerian Luar Negeri Rusia ingatkan tak terima pasukan Barat di Ukraina sebagai bagian kesepakatan damai, dan sebut sanksi Trump hanya perkuat ketahanan Moskow.

Lavrov, pasca-bentrokan dengan Rubio, bilang AS “berperang nyata” lewat Ukraina, dan Rusia akan tingkatkan serangan drone ke fasilitas industri seperti yang baru di Kharkiv. Putin tolak undangan summit Alaska yang gagal, sebut Trump “tak konsisten,” dan fokus bangun cadangan strategis. Media negara Rusia gambarkan Trump sebagai “ancaman bagi perdamaian,” sambil propagandakan bahwa Moskow siap negosiasi tapi hanya jika Ukraina netral dan akui wilayah diduduki. Tanggapan ini campur gertakan balik—seperti ancaman nuklir taktis—dan manuver diplomatik, tapi analis lihat kelelahan Rusia: korban 29.000 di Agustus saja, dan ekonomi menyusut 2%. Meski tegas, respons ini tunjukkan Moskow belajar dari gertakan Trump sebelumnya, tapi tak tutup pintu negosiasi total.

Kesimpulan: Trump Gertak Rusia Untuk Tidak Menyerang Ukraina

Gertakan Trump terhadap Rusia pada September 2025 jadi titik balik dalam perang Ukraina, di mana dukungan AS untuk Kyiv makin tegas sambil tekan negosiasi. Dengan ancaman konsekuensi parah dan dorongan NATO, Trump tunjukkan tekad cegah eskalasi, meski Rusia balas dengan tantangan. Ini beri harapan bagi Zelenskyy, tapi juga risiko gesekan lebih dalam. Ke depan, summit potensial atau sanksi baru bisa tentukan arah, tapi jelas: perang ini tak selesai tanpa kompromi. Bagi dunia, pesan utamanya: deterrence kerja jika tegas, tapi dialog tetap kunci hindari bencana global.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *