Ledakan Maut Terjadi di India Usai Bahan Peledak Sitaan

ledakan-maut-terjadi-di-india-usai-bahan-peledak-sitaan

Ledakan Maut Terjadi di India Usai Bahan Peledak Sitaan. Di lereng pegunungan Kashmir yang biasanya tenang, malam Jumat lalu berubah menjadi mimpi buruk bagi warga Srinagar. Ledakan dahsyat mengguncang Stasiun Polisi Nowgam pada 14 November 2025, merenggut nyawa sembilan orang dan melukai 32 lainnya, mayoritas petugas keamanan dan tim forensik. Insiden ini terjadi tak lama setelah polisi menyita ribuan kilogram bahan peledak dari Faridabad, Haryana, sebagai bagian dari penggerebekan modul teror. Bahan-bahan itu, yang disimpan sementara di stasiun polisi, meledak saat sedang diperiksa, meninggalkan puing-puing berasap dan jeritan duka. Pemerintah setempat segera menyebutnya kecelakaan murni, tapi bagi keluarga korban, ini adalah pengingat pahit akan risiko yang menyertai perang melawan terorisme di wilayah rawan konflik. Di tengah investigasi yang masih panas, pertanyaan mengemuka: bagaimana penyimpanan bahan berbahaya bisa berujung tragedi seperti ini? Srinagar, yang baru saja mulai bernapas lega pasca-ledakan mobil di Delhi, kini kembali dilanda gelombang ketakutan dan kemarahan.  INFO CASINO

Latar Belakang Penyitaan Bahan Peledak: Ledakan Maut Terjadi di India Usai Bahan Peledak Sitaan

Tragedi di Nowgam bukan muncul dari kehampaan, melainkan akarnya tertanam dalam operasi intelijen yang intensif. Pada 9 dan 10 November 2025, polisi Jammu dan Kashmir melakukan penggerebekan besar-besaran di Faridabad, dekat New Delhi, menargetkan apa yang disebut sebagai “modul teror white collar” interstate. Sel ini diduga melibatkan profesional seperti dokter dan akademisi yang berhubungan dengan penanganan asing, terkait kelompok militan Jaish-e-Muhammad dari Pakistan dan cabangnya Ansar Ghazwat-ul-Hind di Kashmir. Dari razia itu, polisi menyita sekitar 2.900 kilogram ammonium nitrate—bahan utama pembuat bom—ditambah senjata api, bahan kimia, dan peralatan lain untuk merakit peledak.

Penyitaan ini bagian dari respons cepat terhadap ledakan mobil di dekat Red Fort, Delhi, pada 10 November yang menewaskan 13 orang. Sopir mobil, seorang dokter asal Kashmir, diidentifikasi melalui DNA, dan rumah keluarganya di Pulwama diruntuhkan sebagai hukuman. Lebih dari 650 orang ditahan di Kashmir sebagai bagian dari probe itu, termasuk tiga dokter dari Al-Falah University di Faridabad. Bahan peledak yang disita kemudian dibawa ke Stasiun Polisi Nowgam—tempat FIR awal terdaftar—untuk disimpan sementara di area terbuka yang diklaim aman. Tujuannya: pemeriksaan forensik sebelum dikirim ke lab pusat. Namun, keputusan menyimpan kuantitas besar di fasilitas lokal ini kini dipertanyakan, mengingat sejarah Kashmir yang penuh insiden serupa sejak konflik 1989. Latar belakang ini menyoroti tekanan besar pada aparat keamanan, yang harus menyeimbangkan kecepatan investigasi dengan protokol keselamatan di tengah ancaman militan yang tak henti.

Kronologi Ledakan dan Respons Awal: Ledakan Maut Terjadi di India Usai Bahan Peledak Sitaan

Malam itu berlangsung seperti rutinitas biasa di Nowgam, stasiun polisi di pinggiran selatan Srinagar yang menangani kasus-kasus sensitif. Sekitar pukul 11 malam, tim forensik, polisi, dan dua administrator sipil mulai memeriksa bahan peledak. Mereka mengambil sampel untuk analisis, dibantu seorang penjahit sipil yang dipanggil mendadak untuk menjahit tas penyimpanan. Tanpa peringatan, ledakan pertama terjadi—diikuti serangkaian dentuman kecil yang membuat operasi penyelamatan mustahil. Api langsung melahap stasiun polisi dan beberapa kendaraan, sementara gelombang kejut terdengar hingga kilometer jauhnya.

Korban tewas mencakup enam polisi dan petugas forensik, dua pegawai sipil, serta penjahit sipil Mohammad Shafi Parray, yang keluarganya kini memprotes keras karena merasa ia jadi korban tak bersalah. Sebanyak 32 orang luka, beberapa kritis, dirawat di rumah sakit setempat. Bagian tubuh korban ditemukan hingga 200 meter jauhnya, termasuk di rumah warga sekitar. Direktur Jenderal Polisi Nalin Prabhat langsung turun tangan, mengonfirmasi ledakan sebagai kecelakaan saat konferensi pers pagi berikutnya. “Ini terjadi saat pakar menangani bahan, bukan ulah pihak luar,” tegasnya, menolak spekulasi teror. Ambulans dan pemadam kebakaran bergegas ke lokasi, tapi kekacauan awal menghambat evakuasi. Respons cepat ini, meski heroik, tak bisa cegah duka yang melanda keluarga korban, yang menunggu identifikasi jenazah di tengah bau mesiu yang menyengat.

Dampak dan Investigasi Lanjutan

Ledakan di Nowgam meninggalkan luka yang dalam, baik fisik maupun emosional. Stasiun polisi hancur lebur, bangunan sekitar retak, dan warga setempat trauma berat—beberapa rumah rusak parah hingga 100 meter. Ekonomi lokal terganggu sementara, dengan penutupan jalan dan peningkatan patroli paramiliter yang membuat suasana tegang. Keluarga Parray, korban sipil, mendesak keadilan, menuntut penjelasan mengapa warga biasa dilibatkan dalam proses berbahaya. Politisi seperti Menteri Kepala Omar Abdullah menyatakan duka mendalam, mengumumkan kompensasi Rs 10 lakh per keluarga tewas dan Rs 1 lakh per korban luka parah, plus ganti rugi untuk kerusakan properti. Wakil Gubernur Manoj Sinha memerintahkan probe independen untuk teliti penyebab pasti, termasuk protokol penyimpanan.

Investigasi ini tak lepas dari konteks lebih luas: di tengah tuduhan “kekuatan anti-nasional” di balik ledakan Delhi, insiden Nowgam menambah keraguan publik soal penanganan bahan berbahaya. Partai oposisi seperti PDP menyerukan audit nasional atas penyimpanan senjata di Kashmir, sementara pakar keamanan khawatir ini bisa dieksploitasi militan untuk propaganda. Secara regional, ini memperkuat narasi Kashmir sebagai zona berisiko tinggi, di mana 30.000 pasukan keamanan dikerahkan. Dampak jangka panjang? Mungkin reformasi prosedur forensik, tapi untuk sekarang, duka keluarga dan luka petugas jadi pengingat betapa rapuhnya garis antara tugas dan bahaya.

Kesimpulan

Ledakan maut di Stasiun Polisi Nowgam adalah pukulan telak bagi upaya anti-terorisme India, di mana bahan peledak yang disita justru balik menyerang para penjaganya. Sembilan nyawa hilang dan 32 luka bukan sekadar angka, tapi cerita petugas gigih dan warga tak berdosa yang terperangkap dalam roda konflik Kashmir. Dengan probe yang sedang berjalan dan kompensasi yang dijanjikan, pemerintah punya kesempatan membangun kepercayaan melalui transparansi dan reformasi keselamatan. Di wilayah yang haus damai, tragedi ini mengajak refleksi: bagaimana melindungi pahlawan garis depan tanpa mengorbankan nyawa lebih banyak? Semoga dari puing-puing ini lahir langkah lebih bijak, agar Srinagar tak lagi jadi saksi ledakan tak terduga, tapi harapan untuk masa depan tenang. Kashmir layak aman, bukan bayang-bayang peledak yang tersisa.

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *