Israel Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza. Pada tanggal 26 Juli 2025, Israel mengumumkan dimulaikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang diperbolehkan melalui jalur udara dan darat, menyusul tekanan Internasional atas adanya kriris kelaparan di wiliayah Gaza tersebut. Israel Defense Forces (IDF) juga mengumumkan “jeda taktis” di beberapa area Gaza untuk memfasilitasi distribusi bantuan. Langkah ini diambil setelah laporan kematian akibat malnutrisi meningkat, dengan lebih dari 2,1 juta warga Gaza menghadapi kekurangan pangan, air, dan obat-obatan. Meski konflik dengan Hamas masih berlangsung, Israel menegaskan komitmennya untuk membantu warga sipil Gaza, dengan pengawasan ketat agar bantuan tidak jatuh ke tangan kelompok bersenjata. Publik kini menyoroti efektivitas langkah ini di tengah situasi perang yang rumit. BERITA LAINNYA
Kenapa Israel Ingin Kirim Bantuan ke Musuhnya?
Meskipun Israel terlibat konflik dengan Hamas, Israek mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk bisa meredakan krisis di Gaza dan juga menjawab tekanan dari sekutu Internasional, Atermasuk dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Israel menyatakan bahwa bantuan ini ditujukan untuk warga sipil, bukan Hamas, yang dituduh mengalihkan bantuan untuk keperluan militer. Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi diplomatik untuk menunjukkan kepatuhan terhadap hukum internasional, yang mewajibkan kekuatan pendudukan memastikan kebutuhan dasar penduduk terpenuhi. Selain itu, Israel ingin mencegah eskalasi krisis kemanusiaan yang dapat memicu ketegangan lebih luas di kawasan. Dengan membuka koridor bantuan dan jeda taktis, Israel berupaya menjaga stabilitas sambil tetap menargetkan operasi melawan Hamas.
Bantuan Tersebut Berupa Apa Saja?: Israel Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Bantuan yang dikirim Israel mencakup kebutuhan pokok untuk warga Gaza. Melalui airdrop yang dimulai pada 26 Juli 2025, Israel menurunkan tujuh paket bantuan berisi tepung, gula, dan makanan kaleng. Selain itu, lebih dari 250 truk bantuan telah memasuki Gaza melalui penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom sepanjang minggu ini, membawa sekitar 500 ton susu formula bayi, makanan kalori tinggi untuk anak-anak, serta obat-obatan dan air bersih. Israel juga mengembalikan pasokan listrik ke instalasi desalinasi di Gaza selatan, yang mendukung sekitar 900.000 warga. Bantuan ini dikoordinasikan dengan organisasi internasional untuk memastikan distribusi yang aman, meskipun tantangan seperti kerusuhan di titik distribusi masih terjadi.
Negara Yang Ikut Membantu Gaza Via Udara
Selain Israel, beberapa negara turut membantu Gaza melalui airdrop bantuan. Yordania memimpin inisiatif ini, dengan Angkatan Udara Yordania menurunkan sembilan paket bantuan medis dan makanan, termasuk susu formula, pada 27 Juli 2025, bekerja sama dengan Israel. Uni Emirat Arab juga mengumumkan rencana airdrop segera, fokus pada makanan dan kebutuhan anak-anak. Inggris, melalui pernyataan Perdana Menteri Keir Starmer, menyatakan kesiapan untuk mengirim bantuan udara dan mengevakuasi anak-anak Gaza yang membutuhkan perawatan medis. Prancis dan Italia turut berkontribusi dengan mengerahkan kapal rumah sakit yang telah menangani lebih dari 2.000 pasien dari Gaza, bekerja sama dengan Mesir untuk memfasilitasi evakuasi medis melalui Rafah.
Kesimpulan: Israel Kirimkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pengiriman bantuan kemanusiaan oleh Israel ke Gaza menunjukkan upaya menangani krisis di tengah konflik yang kompleks. Meski mendapat tekanan internasional, langkah ini mencerminkan keseimbangan antara tujuan kemanusiaan dan strategi keamanan untuk mencegah bantuan jatuh ke tangan Hamas. Dengan keterlibatan negara seperti Yordania, UEA, dan Inggris, bantuan melalui udara dan darat menjadi harapan bagi warga Gaza yang terdampak. Namun, tantangan distribusi, seperti kerusuhan dan kerusakan infrastruktur, tetap menjadi hambatan. Ke depan, kerja sama internasional dan pengawasan ketat diperlukan agar bantuan sampai tepat sasaran dan krisis kemanusiaan di Gaza dapat mereda.