Muzani Jabat Ketua Dewan Kehormatan Gerindra. Jakarta, 1 Agustus 2025 – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengumumkan perombakan struktur kepengurusan dengan menunjuk Ahmad Muzani sebagai Ketua Dewan Kehormatan pada 1 Agustus 2025. Pengumuman ini disampaikan usai rapat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra di Jakarta, menandai peran baru bagi Muzani yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) selama 17 tahun. Langkah ini mencuri perhatian publik, terutama karena Muzani juga menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2024-2029. Perubahan ini dianggap sebagai strategi Gerindra untuk memperkuat organisasi di tengah dinamika politik nasional, terutama setelah kemenangan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI. Namun, keputusan ini juga memunculkan spekulasi tentang arah kepemimpinan partai ke depan. BERITA LAINNYA
Latar Belakang Muzani
Ahmad Muzani, lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada 15 Juli 1968, adalah politisi senior Gerindra dengan pengalaman panjang di dunia politik dan bisnis. Sejak remaja, ia aktif di organisasi seperti Pelajar Islam Indonesia (PII) dan kemudian menekuni jurnalisme, menjadi wartawan Majalah Amanah dan redaktur Radio Ramako FM. Muzani juga pernah mengelola perkebunan kelapa sawit milik Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo Subianto. Karier politiknya dimulai di Partai Bintang Reformasi (PBR) sebelum bergabung dengan Gerindra pada 2008. Sejak saat itu, ia menjadi Sekjen Gerindra, anggota DPR RI sejak 2009, dan Ketua Fraksi Gerindra (2012-2024). Pada 3 Oktober 2024, ia dilantik sebagai Ketua MPR RI, menunjukkan pengaruhnya yang kuat dalam politik nasional.
Apakah Ini Artinya Dia Menggantikan Sekjen?
Penunjukan Muzani sebagai Ketua Dewan Kehormatan tidak berarti ia tetap menjabat sebagai Sekjen. Gerindra telah menunjuk Sugiono, politisi muda yang juga Wakil Ketua Komisi I DPR RI, sebagai Sekjen baru untuk periode 2025-2030. Perubahan ini merupakan bagian dari regenerasi kepemimpinan partai, dengan Muzani beralih ke peran yang lebih strategis dan simbolis. Sebagai Ketua Dewan Kehormatan, Muzani bertugas menjaga integritas partai, mengawasi kepatuhan terhadap AD/ART, dan menyelesaikan konflik internal. Meski begitu, Muzani membantah adanya serah terima jabatan Sekjen saat diwawancarai di Kompleks Parlemen pada 30 Juli 2025, menunjukkan transisi ini dirancang secara hati-hati untuk menjaga stabilitas partai.
Apakah Ini Hal Yang Positif Untuk Gerindra?
Penunjukan Muzani sebagai Ketua Dewan Kehormatan dinilai positif bagi Gerindra. Pengalamannya sebagai Sekjen selama 17 tahun memberikan wibawa untuk mengawal etika dan disiplin partai, terutama di tengah sorotan publik terhadap tata kelola politik. Peran ini juga memungkinkan Muzani fokus pada tugas-tugas strategis, seperti memperkuat hubungan dengan mitra koalisi dan mendukung agenda pemerintahan Prabowo. Regenerasi dengan menunjuk Sugiono sebagai Sekjen menunjukkan komitmen Gerindra untuk menyegarkan kepemimpinan tanpa mengorbankan stabilitas. Namun, beberapa pengamat menilai tantangan Muzani adalah menjaga independensi Dewan Kehormatan agar tidak sekadar menjadi stempel keputusan DPP, terutama dalam isu-isu sensitif seperti dugaan pelanggaran internal.
Kesimpulan: Muzani Jabat Ketua Dewan Kehormatan Gerindra
Penunjukan Ahmad Muzani sebagai Ketua Dewan Kehormatan Gerindra mencerminkan langkah strategis partai untuk menyeimbangkan regenerasi dan stabilitas. Dengan pengalaman panjang dan posisinya sebagai Ketua MPR, Muzani diharapkan memperkuat integritas partai. Meski memicu spekulasi, perubahan ini menunjukkan kesiapan Gerindra menghadapi dinamika politik di era pemerintahan Prabowo. Keberhasilan Muzani dalam peran baru ini akan bergantung pada kemampuannya menjaga independensi dan mendukung visi partai untuk Indonesia yang lebih kuat.