Pembunuhan di Lokasi Cilincing Terekam CCTV. Kasus pembunuhan pemuda berinisial MY berusia 19 tahun di sebuah kontrakan kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, menjadi sorotan setelah rekaman CCTV viral di media sosial pada 19 September 2025. Kejadian mengerikan ini terjadi pada 28 Agustus lalu, ketika MY ditemukan tewas dengan luka tusuk senjata tajam di kamarnya sendiri. Video berdurasi singkat itu menunjukkan dua pria mendekati kamar korban, diikuti aksi pelaku yang menyelipkan pisau ke celananya setelah keluar—bukti visual yang mempercepat penyelidikan polisi. Korban, seorang pekerja serabutan yang tinggal sendirian di kontrakan murah, ditemukan oleh tetangga yang curiga karena bau busuk dari kamarnya. Polres Metro Jakarta Utara langsung gerak cepat, dan hari ini pelaku utama berhasil diringkus di Bengkulu setelah hampir sebulan buron. Motifnya ternyata asmara: cemburu buta yang berujung tragedi di antara teman tongkrongan. Kasus ini tak hanya ungkap kegelapan hubungan remaja di pinggiran kota, tapi juga peran teknologi CCTV dalam keadilan. Dengan korban muda yang seharusnya punya masa depan panjang, masyarakat Cilincing kini was-was soal keamanan kontrakan kumuh, di mana pengawasan minim dan konflik pribadi mudah meledak. BERITA BOLA
Darimana Mereka Mendapatkan Rekaman CCTV Ini: Pembunuhan di Lokasi Cilincing Terekam CCTV
Rekaman CCTV yang jadi kunci pembuktian ini berasal dari kamera pengawas swasta yang dipasang pemilik kontrakan di lorong gang Kalibaru, Cilincing. Kamera sederhana itu, model tipe wireless murah seharga Rp500 ribu, dipasang dua bulan lalu untuk pantau pengunjung karena sering ada curanmor di kawasan. Pemilik kontrakan, seorang pensiunan berusia 65 tahun bernama Pak Haji S, langsung serahkan footage ke polisi saat kasus MY terungkap. Video berdurasi 2 menit 30 detik itu direkam pada 28 Agustus pukul 14.14 WIB, menunjukkan pelaku mengenakan kaus biru lusuh, celana pendek hitam, dan topi baseball hitam datang bersama rekannya—seorang pria bertubuh kurus dengan tas ransel. Mereka berhenti sebentar di depan kamar 7 milik MY, lalu pelaku masuk sendirian selama empat menit. Saat keluar, wajahnya tertutup topi tapi tangan kanannya terlihat menyelipkan pisau lipat panjang 15 cm ke saku celana, sebelum bergegas pergi. Rekaman ini viral setelah diunggah akun Instagram @jakut.info pada 18 September, dilihat 50 ribu kali dalam semalam, memicu banjir tips dari warga. Polisi ambil salinan resmi dari hard drive CCTV, yang simpan rekam 30 hari sebelum overwrite. Tanpa kamera ini, kasus mungkin mandek seperti banyak pembunuhan kontrakan lain di Jakarta Utara—tapi kini jadi bukti forensik utama, lengkap dengan timestamp dan resolusi cukup jelas untuk identifikasi.
Apakah Pelaku Pembunuhan Sudah Ditangkap
Ya, pelaku utama pembunuhan MY sudah ditangkap polisi pada 19 September 2025 pagi di Bengkulu, Sumatera bagian selatan, setelah buron hampir sebulan. Pelaku, seorang pemuda berinisial AR berusia 20 tahun asal Cilincing, diringkus tim gabungan Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Bengkulu di sebuah warung kopi pinggir jalan Trans Sumatera, sekitar 500 km dari Jakarta. AR bekerja sebagai buruh bangunan sementara di sana, tinggal di kos-kosan murah dengan nama samaran. Penangkapan berlangsung damai; ia tak melawan saat polisi tunjukkan foto wajah dari CCTV, dan langsung akui perbuatannya. Saat digeledah, polisi temukan pisau lipat serupa yang digunakan bunuh MY, plus ponsel dengan riwayat pencarian “cara hilang dari Jakarta”. Rekannya yang terlihat di CCTV, inisial S (21), sudah ditahan sejak 5 September di Polsek Cilincing sebagai saksi kunci—ia tunjukkan lokasi AR setelah tekanan polisi. AR kini diekstradisi ke Jakarta, ditahan di Rutan Salemba dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, ancaman 15 tahun penjara. Kasat Reskrim Kompol Onkoseno bilang, “Bukti CCTV dan saksi kuat; tak ada celah kabur lagi.” Penangkapan ini hasil tracing nomor HP AR yang mati sejak 29 Agustus, tapi aktif lagi di Bengkulu via data tower.
Alasan Pelaku Untuk Membunuh Korban
Alasan AR membunuh MY murni motif asmara yang berubah jadi cemburu membara: korban diduga dekat dengan mantan pacar pelaku, seorang gadis berusia 18 tahun bernama inisial D yang tinggal di kampung tetangga Cilincing. AR dan D putus dua bulan lalu setelah pertengkaran hebat soal perselingkuhan, tapi AR tak bisa move on—ia sering stalking D via medsos dan dengar rumor MY pacari mantannya itu. MY dan AR teman tongkrongan sejak SMA, sering nongkrong di warung kopi Kalibaru, tapi hubungan retak saat AR lihat MY dan D foto bareng di pesta ulang tahun teman pada Juli. “Dia cemburu buta, anggap MY rebut pacarnya,” kata penyidik berdasarkan pengakuan awal AR. Pada 28 Agustus, AR ajak MY ngobrol di kamar kontrakan korban soal “masalah cewek”, tapi amarah meledak saat MY akui suka D. AR keluarkan pisau lipat dari saku, tusuk MY enam kali di dada dan perut—luka fatal yang bikin korban tewas kehabisan darah dalam hitungan menit. Setelah itu, AR bersihkan tangan di wastafel kamar, selipkan pisau, dan kabur naik ojek online ke Stasiun Tanah Abang, lalu kereta ke Lampung sebelum lanjut ke Bengkulu. Pengakuan AR tunjukkan ia rencanakan sejak seminggu sebelumnya, tapi tak sangka CCTV rekam aksinya. Motif ini umum di kalangan remaja pinggiran: asmara remaja campur alkohol dan tongkrongan jadi pemicu tragedi, seperti kasus serupa di Jakarta Utara tahun lalu.
kesimpulan: Pembunuhan di Lokasi Cilincing Terekam CCTV
Pembunuhan tragis MY di Cilincing ungkap betapa rapuhnya ikatan persahabatan saat dicampur cemburu asmara, tapi juga kekuatan teknologi seperti CCTV dalam ungkap kebenaran. Dari rekaman lorong kontrakan yang viral, polisi dapatkan jejak jelas yang bawa penangkapan AR di Bengkulu—bukti bahwa keadilan bisa datang meski pelaku buron jauh. Motif sepele ini ingatkan orang tua dan komunitas: awasi anak remaja dari konflik cinta yang bisa berujung darah. Cilincing, dengan deretan kontrakan murahnya, kini dorong pemilik pasang CCTV lebih banyak, sementara polisi janji perkuat patroli malam. Bagi keluarga MY, kehilangan tak terganti, tapi penangkapan ini jadi penutup babak gelap. Semoga kasus ini cegah tragedi serupa, biar pemuda seperti MY bisa hidup tanpa bayang-bayang pisau teman sendiri.