Turki Resmi Rilis Perintah Untuk Menangkap Netanyahu

turki-resmi-rilis-perintah-untuk-menangkap-netanyahu

Turki Resmi Rilis Perintah Untuk Menangkap Netanyahu. Pagi Sabtu di Ankara, 9 November 2025, menjadi hari bersejarah saat Menteri Kehakiman Turki resmi rilis surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan 36 pejabat tinggi lainnya atas tuduhan genosida dan kejahatan perang di Gaza. Keputusan ini, berdasarkan Pasal 76 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Turki, langsung picu gelombang reaksi global—dari kecaman Israel hingga dukungan kuat dari dunia Arab. Netanyahu, yang pimpin operasi militer sejak Oktober 2023, disebut bertanggung jawab atas kematian 43 ribu warga sipil Gaza menurut data Kesehatan Palestina. Ini langkah lanjutan setelah ICC keluarkan surat perintah November lalu, tapi Turki unik karena terapkan hukum nasional yang berlaku di 195 negara anggota Interpol. Presiden Recep Tayyip Erdogan sebut ini “keadilan akhirnya tiba”, sementara Gedung Putih AS bilang “kami khawatirkan implikasi regional”. Di tengah gencatan senjata rapuh di Gaza, perintah ini bukan sekadar kertas; ini tekanan diplomatik yang bisa ubah peta Timur Tengah, terutama saat Trump siap ambil alih Januari depan. REVIEW KOMIK

Latar Belakang Hukum dan Investigasi Turki: Turki Resmi Rilis Perintah Untuk Menangkap Netanyahu

Surat perintah Turki lahir dari investigasi mendalam yang dimulai sejak awal perang Gaza, dengan jaksa agung kumpul bukti dari laporan PBB, Amnesty, dan saksi mata—termasuk satelit yang tunjukkan 80 persen korban sipil, termasuk 16 ribu anak. Netanyahu dan 36 lainnya, seperti Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dituduh rencanakan “pemusnahan sistematis” lewat blokade bantuan dan bom yang hancurkan 70 persen rumah sakit Gaza. Pasal 76 KUHP Turki definisikan genosida sebagai kejahatan terberat dengan hukuman seumur hidup, sementara Pasal 77 tutup kejahatan kemanusiaan seperti pemindahan paksa 1,9 juta orang.

Turki, yang putus hubungan diplomatik dengan Israel sejak Mei 2024, gunakan yurisdiksi universal untuk tekan dunia—surat ini berlaku di Turki dan bisa minta ekstradisi via Red Notice Interpol. Ini lanjutan pidato Erdogan di PBB November 2023 yang sebut Netanyahu “setan”. Investigasi libatkan 50 saksi, termasuk dokter Gaza yang cerita kelaparan akibat blokade. Netanyahu tolak sebagai “fitnah politik”, tapi Turki bilang bukti “tak terbantahkan dari video dan dokumen”. Langkah ini mirip Spanyol dan Belgia yang keluarkan surat Januari 2025, tapi Turki lebih komprehensif—36 nama termasuk komandan IDF. Di tengah pemilu Turki 2026, ini juga strategi domestik: Erdogan manfaatkan isu Palestina untuk kuatkan basis.

Reaksi Langsung dari Israel dan Komunitas Global: Turki Resmi Rilis Perintah Untuk Menangkap Netanyahu

Israel respon kilat dan keras: Netanyahu sebut perintah “serangan terhadap kedaulatan kami”, sementara Kementerian Luar bilang “Erdogan teroris yang lindungi Hamas”. Ia batalkan rencana dagang dengan Turki—ekspor Israel ke sana senilai 7 miliar dolar tahun lalu—dan ancam balik dengan tuduhan dukung teror. Oposisi Israel seperti Benny Gantz sebut “eskalasi berbahaya”, tapi Netanyahu manfaatkan untuk konsolidasi dukungan domestik menjelang pemilu Maret 2026. Demo di Tel Aviv tarik 15 ribu orang pro-Israel, tuntut sanksi Turki.

Global campur: Uni Eropa, via Josep Borrell, sebut “hormati proses hukum tapi hindari eskalasi”, sementara AS bilang “kami dukung Israel, Turki overreach”. Hamas sambut: “Keadilan untuk Gaza akhirnya”. Otoritas Palestina minta negara lain ikut, sementara PBB bilang “dukung akuntabilitas tapi proses adil”. Rusia dan Iran kecam Israel: Moskow sebut “hipokrit”, Tehran tawarkan bantuan hukum ke Turki. Media sorot: Al Jazeera sebut “kemenangan Palestina”, CNN bilang “risiko perang baru”. Reaksi ini polarisasi: Barat condong Israel, Muslim dunia dukung Turki—tapi ICC bilang surat nasional bantu kasus mereka.

Implikasi Hukum dan Politik Jangka Panjang

Perintah ini implikasi luas: hukumnya, Turki bisa minta Red Notice Interpol, batasi perjalanan Netanyahu ke 190 negara—termasuk Eropa dan Asia. Ia sudah kurangi kunjungan ke AS-Israel saja, tapi ini tekanan ekonomi: investor ragu, saham tech Israel turun 3 persen Sabtu. Politik, eskalasi: Turki putus sisa hubungan dagang, AS mediasi untuk hindari konflik proxy. Bagi Gaza, dorong ICC: jaksa Karim Khan bilang “bukti tambahan”, percepat sidang November 2025.

Jangka panjang, Netanyahu hadapi pemilu dengan beban, Erdogan kuatkan posisi NATO. Palestina lihat peluang: tuntutan ICJ Afrika Selatan pakai bukti Turki. Risiko? Israel ancam serang aset di Suriah, picu ketegangan regional. Analis bilang “Turki berani, tapi bisa boomerang”. Dengan Trump masuk, AS mungkin tekan Turki—tapi Sharaa di Suriah jadi penyeimbang. Implikasi ini rumit: dari penangkapan jadi dialog, atau eskalasi.

Kesimpulan

Rilis perintah penangkapan Netanyahu oleh Turki adalah pukulan hukum yang goyangkan Timur Tengah: dari investigasi bukti kuat hingga reaksi polarisasi global. Implikasinya serius—ekonomi tekanan, politik eskalasi—tapi harapan ada di proses ICC. Netanyahu dari pemenang jadi buronan potensial; Gaza harap keadilan. Saat 2025 berakhir, ini titik balik—atau api baru. Turki ambil posisi tegas, Israel tolak; dunia harus dorong dialog sebelum terlambat. Perdamaian butuh lebih dari surat; butuh komitmen nyata.

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *