China Berdialog Tentang Perang Kamboja dan Thailand

china-berdialog-tentang-perang-kamboja-dan-thailand

China Berdialog Tentang Perang Kamboja dan Thailand. Ketegangan terjadi lagi di perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak pada tanggal 24 Juli 2025, terjadinya baku tembak di sekitar Kuli Ta Moan Thom yang menewaskan delapan orang warga sekitar dan juga melukai belasan orang lainnya. Di tengah eskalasi ini, China mengambil peran aktif dengan menyerukan dialog damai untuk meredakan konflik. Sebagai mitra strategis kedua negara, Beijing menawarkan diri sebagai mediator, menekankan pentingnya penyelesaian melalui diplomasi. Apa pesan China dalam dialog ini, bagaimana hubungannya dengan Thailand dan Kamboja, dan bagaimana respons kedua negara? Berikut ulasannya! BERITA LAINNYA

Dialog Apa Yang Disampaikan Oleh China?

China juga turun tangan dan menyatakan keprihatian mendalam atas terjadinya bentrokan berdarah di segitiga zamrud, yaitu wilayah sengketa tempat perbatasan antara Thailand, Kamboja, dan Laos bertemu. Dalam pernyataan pada 24 Juli 2025, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mendesak kedua negara untuk menyelesaikan konflik melalui dialog dan konsultasi. China menegaskan posisi netralnya, menawarkan peran konstruktif untuk memfasilitasi deeskalasi. Menteri Luar Negeri China Wang Yi, dalam pertemuan dengan Menlu Thailand Maris Sangiampongsa di sela KTT ASEAN di Kuala Lumpur pada 10 Juli, menekankan bahwa kekerasan bukan solusi. Beijing mendorong Thailand dan Kamboja untuk memanfaatkan mekanisme bilateral, seperti Komisi Batas Bersama (JBC), sambil menawarkan dukungan teknis dan mediasi. China juga mengimbau warganya di Kamboja untuk menjauhi wilayah perbatasan demi keamanan.

Apakah China Memiliki Sangkut Paut Dengan Kamboja dan Thailand?

China juga mempunyai hubungan yang erat antara kedua negara tersebut, menjadikannya sebagai pihak yang relevan dalam mediasi. Dengan Kamboja, China adalah sekutu dekat dengan investasi miliaran dolar melalui Belt and Road Initiative, terutama di infrastruktur seperti pelabuhan Sihanoukville dan pembangkit listrik. Hubungan ini diperkuat oleh kedekatan politik antara Beijing dan keluarga Hun Sen, mantan PM Kamboja. Dengan Thailand, China merayakan 50 tahun hubungan diplomatik pada 2025, dengan perdagangan bilateral mencapai US$105 miliar pada 2024. Proyek kereta api China-Thailand menjadi simbol kerja sama, meski sempat tertunda. China juga aktif dalam diplomasi ASEAN, mendukung perdagangan bebas dan stabilitas kawasan. Sebagai tetangga dan mitra, China memiliki kepentingan menjaga stabilitas di Asia Tenggara, terutama untuk melindungi investasi dan proyek strategisnya.

Tanggapan Kamboja dan Thailand Soal Dialog Tersebut: China Berdialog Tentang Perang Kamboja dan Thailand

Kamboja juga menyambut seruan dari China dengan baik. PM Kamboja Hun Manet, melalui unggahan media sosial pada 24 Juli, menegaskan komitmen untuk penyelesaian damai, meski tetap berencana membawa sengketa empat wilayah ke Mahkamah Internasional (ICJ). Kamboja menghargai sikap netral China, tetapi mengecam serangan udara Thailand sebagai pelanggaran kedaulatan. Sementara itu, Thailand, melalui Menlu Maris Sangiampongsa, mengapresiasi posisi objektif China dan menyatakan kesiapan menyelesaikan konflik melalui JBC, menolak keterlibatan ICJ. Namun, eskalasi militer Thailand, termasuk pengerahan jet F-16, menunjukkan sikap hati-hati terhadap mediasi eksternal. Sentimen nasionalis di Thailand, dipicu oleh kebocoran percakapan antara PM Paetongtarn Shinawatra dan Hun Sen, mempersulit penerimaan dialog damai, meski kedua negara setuju untuk mengurangi konfrontasi.

Kesimpulan: China Berdialog Tentang Perang Kamboja dan Thailand

Seruan China untuk dialog damai antara Thailand dan Kamboja pada tanggal 24 Juli 2025 memberikan cerminan peran aktifnya dalam mitra strategis di Asia Tenggara. Dengan hubungan erat bersama kedua negara, Beijing berupaya mendorong deeskalasi melalui mekanisme bilateral dan mediasi netral. Meski Kamboja menyambut baik dan Thailand menunjukkan kesiapan, sentimen nasionalis dan ketegangan militer menjadi tantangan. Dukungan China, bersama tekanan ASEAN, dapat menjadi kunci untuk mendorong negosiasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut, memastikan stabilitas kawasan di tengah sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama seabad.

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *