Banyak Orang Prancis Ditangkap Usai Demo “Blokir Semuanya”. Pada awal September 2025, Prancis dikejutkan oleh gelombang protes besar-besaran yang dikenal sebagai demo “Blokir Semuanya” (Blocage Total). Aksi ini, yang melibatkan ribuan warga dari berbagai kalangan, menimbulkan kekacauan di kota-kota besar seperti Paris, Lyon, dan Marseille. Demonstrasi ini dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi dan lingkungan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron, yang dianggap gagal menangani inflasi dan krisis iklim. Akibatnya, banyak peserta ditangkap karena dianggap mengganggu ketertiban umum. Apa sebenarnya demo ini, berapa banyak yang ditangkap, dan bagaimana respons pemerintah Prancis? Mari kita ulas lebih dalam. MAKNA LAGU
Apa yang Dimaksud Dengan Demo Blokir Semuanya
Demo “Blokir Semuanya” adalah gerakan protes terkoordinasi yang bertujuan mengganggu aktivitas sehari-hari di Prancis untuk menekan pemerintah atas kebijakan yang dianggap merugikan rakyat. Aksi ini dimulai pada 1 September 2025, ketika kelompok aktivis lingkungan, serikat pekerja, dan warga biasa berkumpul untuk memblokir jalan raya, stasiun kereta, dan pusat kota. Mereka menggunakan barikade, ban bekas, dan bahkan rantai manusia untuk menghentikan lalu lintas dan aktivitas ekonomi, menyerukan reformasi seperti penurunan harga bahan bakar, kenaikan upah minimum, dan kebijakan iklim yang lebih agresif.
Gerakan ini terinspirasi dari protes “Gilets Jaunes” (Rompi Kuning) pada 2018, tetapi memiliki skala lebih besar dan organisasi yang lebih terstruktur, didukung oleh platform media sosial untuk mengoordinasikan aksi di seluruh negeri. Para demonstran, yang terdiri dari pelajar, pekerja, hingga petani, menuntut pemerintah menghentikan kenaikan pajak bahan bakar dan mempercepat transisi energi yang adil. Namun, beberapa aksi berujung ricuh, dengan laporan pembakaran kendaraan dan bentrokan dengan polisi, yang memicu penangkapan massal.
Berapa Orang yang Ditangkap Usai Demo Tersebut
Hingga 11 September 2025, lebih dari 2.500 orang telah ditangkap di seluruh Prancis terkait demo “Blokir Semuanya.” Penangkapan terbanyak terjadi di Paris, dengan sekitar 1.200 orang ditahan karena tuduhan seperti perusakan properti publik, penyerangan terhadap polisi, dan pelanggaran ketertiban umum. Di Lyon dan Marseille, masing-masing sekitar 600 dan 400 penangkapan dilaporkan. Sebagian besar yang ditangkap adalah pemuda berusia 18-30 tahun, meskipun ada juga pekerja senior dan aktivis lingkungan berpengalaman.
Banyak dari mereka yang ditahan dibebaskan setelah beberapa jam, tetapi ratusan lainnya menghadapi dakwaan serius, termasuk hukuman penjara hingga tujuh tahun untuk kasus perusakan berat. Polisi Prancis juga melaporkan penyitaan bahan seperti bom molotov dan alat-alat pembuat barikade, yang memperkuat narasi bahwa beberapa demonstran bertindak di luar batas protes damai. Namun, kelompok hak asasi manusia mengkritik penangkapan ini sebagai respons berlebihan yang mengancam kebebasan berekspresi.
Bagaimana Tanggapan Pemerintahan Prancis Atas Demo Ini
Pemerintah Prancis, di bawah kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron, mengambil sikap tegas terhadap demo “Blokir Semuanya.” Dalam pernyataan resmi pada 9 September 2025, Macron menyebut protes ini sebagai “tindakan tidak bertanggung jawab” yang merugikan ekonomi dan keamanan nasional. Ia menegaskan bahwa pemerintah mendukung kebebasan berekspresi, tetapi tidak akan mentoleransi kekerasan atau gangguan terhadap ketertiban umum. Menteri Dalam Negeri Gérald Darmanin mengerahkan lebih dari 15.000 polisi antihuru-hara untuk mengendalikan situasi, terutama di Paris.
Di sisi lain, pemerintah juga membuka dialog dengan perwakilan serikat pekerja dan aktivis lingkungan untuk meredakan ketegangan. Macron mengumumkan rencana untuk meninjau kebijakan pajak bahan bakar dan menawarkan subsidi energi untuk rumah tangga berpenghasilan rendah, meskipun banyak demonstran menganggap langkah ini terlambat dan tidak memadai. Kritik terhadap Macron meningkat, dengan banyak pihak menuduhnya gagal memahami keresahan rakyat. Meski begitu, pemerintah tetap menegaskan bahwa hukum akan ditegakkan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Kesimpulan: Banyak Orang Prancis Ditangkap Usai Demo “Blokir Semuanya”
Demo “Blokir Semuanya” di Prancis pada September 2025 mencerminkan ketidakpuasan mendalam terhadap kebijakan ekonomi dan lingkungan pemerintahan Macron. Dengan lebih dari 2.500 penangkapan, protes ini menunjukkan skala besar ketegangan sosial di negara tersebut. Respons pemerintah yang tegas, di satu sisi, berhasil menjaga ketertiban, tetapi juga memicu tuduhan represi. Dialog yang dijanjikan Macron bisa menjadi langkah menuju solusi, tetapi keberhasilannya tergantung pada kemampuan pemerintah mendengarkan rakyat. Krisis ini menjadi pengingat bahwa ketimpangan ekonomi dan isu iklim tetap menjadi pemicu konflik sosial. Prancis kini berada di persimpangan, antara menuju stabilitas atau eskalasi lebih lanjut, dan langkah berikutnya akan menentukan arah masa depan.