Skandal Korupsi di Saham Crypto, Chen Zhi Jadi Buronan

skandal-korupsi-di-saham-crypto-chen-zhi-jadi-buronan

Skandal Korupsi di Saham Crypto, Chen Zhi Jadi Buronan. Skandal korupsi saham kripto yang melibatkan taipan Kamboja Chen Zhi memasuki fase kritis setelah pengumuman buronan internasional pada 14 Oktober 2025. Chen Zhi, pendiri Prince Holding Group berusia 37 tahun, didakwa oleh otoritas AS atas dugaan memimpin jaringan penipuan kripto senilai 14 miliar dolar yang libatkan manipulasi saham palsu dan pencucian uang melalui properti di Sihanoukville. Sanksi Kementerian Keuangan AS blokir asetnya di bank global, sementara Interpol keluarkan red notice yang bikin ia kabur ke Dubai. Dari miliarder dekat elite Kamboja ke buronan FBI, kasus ini ungkap sisi gelap boom kripto Asia Tenggara—di mana janji kekayaan cepat tutupi eksploitasi dan korupsi. Saat investigasi lanjut, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet janji kerjasama penuh, tapi dunia tanya: berapa dalam jaringan ini, dan siapa korban selanjutnya? INFO CASINO

Latar Belakang Chen Zhi: Dari Petani ke Taipan Kripto: Skandal Korupsi di Saham Crypto, Chen Zhi Jadi Buronan

Chen Zhi lahir 1987 di kota kecil Fujian, China, dari keluarga petani sederhana yang berjuang di era reformasi ekonomi Deng Xiaoping. Tinggalkan sekolah usia 16 tahun untuk kerja pabrik, ia pindah ke Phnom Penh 2006 sebagai pekerja kasar di proyek konstruksi. Ambisi bisnisnya cepat terlihat: dalam tiga tahun, ia naik jadi manajer, lalu dirikan Prince Holding Group pada 2011 dengan modal pinjaman 50 ribu dolar. Awal fokus real estate di Sihanoukville—kota pantai yang boom berkat investasi Tiongkok—ia bangun resor mewah seperti Oasis Bay senilai 300 juta dolar, tarik investor dengan imbal hasil tinggi.

Pada 2015, grupnya ekspansi ke perbankan via Prince Foundation Bank, tawarkan kredit murah untuk warga lokal, dan filantropi seperti beasiswa 10 ribu anak miskin. Chen Zhi bangun jaringan politik: dekat mantan PM Hun Sen yang beri konsesi tanah luas, bikin kekayaan pribadinya capai 500 juta dolar pada 2020. Ekspansi kripto 2021 jadi jebakan: Prince Crypto Exchange klaim dukung remittance Asia, tapi jaksa AS tuduh ini alat manipulasi saham palsu. Dari petani jadi taipan, Chen Zhi wakili mimpi China—tapi skandal ini ubah narasi jadi mimpi buruk global.

Detail Skandal Korupsi Saham Kripto: Skandal Korupsi di Saham Crypto, Chen Zhi Jadi Buronan

Skandal ini pusatkan pada manipulasi saham kripto palsu melalui Prince Crypto Exchange, di mana Chen Zhi diduga ciptakan token fiktif seperti “Prince Coin” untuk tipu investor dengan janji return 300 persen. Jaksa AS klaim, ia koordinasi dengan jaringan Tiongkok di Sihanoukville—kota dengan 200 ribu pekerja asing—untuk pump and dump: naikkan harga token palsu via bot trading, lalu jual massal sebelum runtuh. Total kerugian 14 miliar dolar, dengan 5,8 miliar dari korban AS saja pada 2024, dicuci lewat properti grupnya—beli jet pribadi dan villa Dubai senilai 50 juta dolar.

Operasi ini libatkan ribuan pekerja paksa dari India, Filipina, dan Uganda, yang dipaksa jalankan skema “pig butchering”—penipuan romansa online untuk tarik korban ke platform palsu. FBI sita 15 miliar dolar bitcoin dari wallet terkait, bukti skala industri. Chen Zhi tuduh rekrut via agen palsu, janji gaji tinggi tapi ganti dengan ancaman—korban cerita pemukulan rutin dan paspor disita. Di Kamboja, pemerintah tutup 200 kasino ilegal 2022, tapi scam pindah ke gedung mewah Prince Group. Skandal ini bukan cuma korupsi—ia eksploitasi sistemik yang untungkan elite sambil hancurkan ribuan nyawa.

Respons Global dan Dampak Ekonomi Kamboja

Sanksi AS-Inggris 14 Oktober label Chen Zhi bagian organisasi kriminal transnasional, blokir asetnya di bank global dan larang transaksi. Interpol red notice bikin ia buronan, tinggalkan karyawan dan mitra dalam limbo—PHK 5.000 orang di Sihanoukville picu demo kecil tuntut gaji telat. PM Hun Manet janji probe internal, tapi kritik bilang pemerintah lindungi elite—Kamboja terima 4 miliar dolar FDI China tahun lalu, 40 persen total. Trump puji sanksi sebagai “pukulan ke kartel Tiongkok,” Beijing sebut “campur urusan dalam.”

Dampak ekonomi parah: pasar properti Sihanoukville anjlok 20 persen, investor China tarik 200 juta dolar. Korban global tuntut kompensasi via kelas action di AS, wakili 100.000 orang rugi miliaran. ASEAN tingkatkan patroli batas untuk cegah scam spillover ke Thailand dan Vietnam. Di Kamboja, skandal ini ujian transparansi—ekonomi tumbuh 7 persen tahun lalu, tapi bayar harga hak asasi. Respons global bukti, korupsi kripto tak batas negara—Interpol janji ekstradisi Chen Zhi dari Dubai.

Kesimpulan

Skandal korupsi saham kripto Chen Zhi, dengan kerugian 14 miliar dolar dan buronan statusnya, ungkap jaringan penipuan di Sihanoukville yang hancurkan ribuan korban. Dari latar taipan dekat elite Kamboja ke detail manipulasi token palsu, hingga sanksi AS-Inggris yang guncang ekonomi, kasus ini jadi peringatan boom kripto Asia. Saat probe lanjut, harapannya: keadilan untuk korban dan reformasi untuk Kamboja—kekayaan cepat sering tutupi kegelapan, tapi cahaya investigasi bisa bawa perubahan. Chen Zhi mungkin aman di Dubai, tapi warisannya rusak selamanya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *