Israel Gempur Dua Basis Hizbullah di Selatan Lebanon

israel-gempur-dua-basis-hizbullah-di-selatan-lebanon

Israel Gempur Dua Basis Hizbullah di Selatan Lebanon. Pagi ini, ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel memuncak lagi setelah Angkatan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan udara terhadap dua basis Hizbullah di wilayah selatan Lebanon. Serangan yang terjadi semalam, 24 Oktober 2025, menargetkan infrastruktur militer kelompok itu di desa Arabsalim dan kawasan Bekaa timur, menewaskan dua anggota senior Hizbullah, termasuk komandan logistik Abbas Hassan Karky. Ini jadi pelanggaran terbaru terhadap gencatan senjata November 2024 yang seharusnya meredam konflik lebih dari setahun. IDF menyebut operasi ini sebagai langkah pencegahan untuk mencegah rekonstruksi basis senjata Hizbullah, sementara Beirut mengecamnya sebagai provokasi yang mengancam stabilitas regional. Di tengah ribuan warga Lebanon yang masih mengungsi, serangan ini mengingatkan betapa rapuhnya perdamaian di Levant, dengan potensi eskalasi yang mengkhawatirkan. INFO CASINO

Detail Operasi Militer Israel: Israel Gempur Dua Basis Hizbullah di Selatan Lebanon

Serangan dimulai sekitar pukul 22:00 waktu setempat, menggunakan drone dan jet tempur F-16 untuk membombardir dua lokasi utama. Basis pertama di Arabsalim, dekat perbatasan, diduga jadi pusat penyimpanan roket dan amunisi Hizbullah, sementara yang kedua di Bekaa berfungsi sebagai hub logistik untuk pasokan dari Suriah. IDF merilis pernyataan resmi bahwa target dipilih berdasarkan intelijen yang menunjukkan aktivitas rekonstruksi pasca-ceasefire, termasuk pembangunan terowongan bawah tanah dan gudang senjata. Komandan Karky, yang tewas di serangan Arabsalim, disebut sebagai kunci operasi selatan Hizbullah, bertanggung jawab atas ratusan pengiriman senjata sejak 2023.

Operasi ini bagian dari pola penegakan ceasefire yang lebih luas. Sejak awal Oktober 2025, IDF sudah lakukan 20 serangan serupa di Lebanon selatan, menghancurkan infrastruktur senilai jutaan dolar. Taktiknya presisi: drone Heron membawa bom pintar untuk minimalkan kerusakan sipil, meski laporan awal sebut ledakan sekunder dari amunisi Hizbullah perbesar dampak. Israel membenarkan langkah ini sebagai hak bela diri, mengutip resolusi PBB 1701 yang mewajibkan Lebanon bebaskan selatan dari milisi bersenjata. Namun, di lapangan, serangan ini ganggu rute utama penghubung Beirut ke selatan, memaksa warga lokal evakuasi sementara. Analis militer bilang, ini sinyal tegas bahwa Israel tak akan biarkan Hizbullah bangun kembali kekuatan, terutama setelah perang besar 2024 yang tinggalkan ribuan korban.

Korban dan Kerusakan di Lapangan: Israel Gempur Dua Basis Hizbullah di Selatan Lebanon

Dampak manusiawi serangan ini langsung terasa berat. Selain Karky, satu anggota Hizbullah lain tewas di Bekaa, sementara tujuh warga sipil luka-luka akibat serpihan dan gelombang kejut. Rumah sakit di Nabatieh dan Tyre langsung overload, dengan korban utama adalah pekerja konstruksi yang diduga bantu rekonstruksi basis. Hizbullah laporkan kerusakan parah pada dua bangunan utama, termasuk gudang yang berisi truk modifikasi untuk perbatasan. Foto satelit awal tunjukkan lubang besar di tanah, mirip dengan serangan sebelumnya yang hancurkan jembatan dan jalan raya.

Lebih luas, ini tambah beban kemanusiaan di Lebanon selatan. Sejak ceasefire, sekitar 50 ribu orang masih mengungsi, dan serangan seperti ini perburuk akses bantuan. Amnesty International catat kerusakan ekstensif dari operasi IDF sejak Agustus 2025, termasuk pemukiman di Kfar Kila yang hancur total. Ekonomi lokal ambruk: petani tak bisa panen, dan pariwisata lenyap. Di sisi Israel, tak ada laporan korban, tapi warga utara galau karena ancaman balasan roket Hizbullah yang bisa datang kapan saja. Korban jiwa kumulatif dari pelanggaran ceasefire capai puluhan sejak November 2024, menunjukkan betapa mahalnya harga perdamaian sementara ini.

Reaksi Pihak Terkait dan Dinamika Regional

Hizbullah langsung balas dengan pernyataan keras dari juru bicara mereka, janji “balasan proporsional” terhadap “agresi Zionis”. Kelompok itu tuduh Israel langgar kesepakatan internasional, dan panggil pendukung di seluruh Lebanon untuk solidaritas. Pemerintah Lebanon, melalui Perdana Menteri, ajukan keluhan ke Dewan Keamanan PBB, minta investigasi independen atas pelanggaran. Sementara itu, Iran—sekutu utama Hizbullah—sebut serangan ini “tindakan teroris”, dan ancam dukung perlawanan lebih kuat.

Internasional bereaksi campur. AS, mitra Israel, dukung hak bela diri tapi desak restraint untuk jaga ceasefire. Uni Eropa panggil dialog darurat, khawatir eskalasi tarik Suriah dan Irak ke konflik. Rusia dan China, di sisi lain, kutuk Israel sebagai “penghancur stabilitas”, dengan Moskow tawarkan mediasi. Di kawasan, Mesir dan Yordania khawatir gelombang pengungsi baru, sementara Turki sebut ini bukti kegagalan diplomasi Barat. Respons ini soroti dinamika rumit: Hizbullah tolak perlucutan senjata total, sementara Israel tekan agar Lebanon terapkan Resolusi 1701 sepenuhnya. Di tengah itu, warga biasa di kedua pihak capek perang, tapi suara mereka sering tenggelam di retorika militer.

Kesimpulan

Serangan Israel terhadap dua basis Hizbullah di Lebanon selatan jadi pengingat pahit bahwa gencatan senjata 2024 masih rapuh seperti kertas. Dengan korban tewas, kerusakan luas, dan ancaman balasan, operasi ini tak hanya tekan Hizbullah tapi juga uji ketahanan kawasan. Ke depan, butuh lebih dari serangan presisi—diplomasi sungguhan yang libatkan semua pihak, termasuk perlucutan senjata bertahap dan bantuan rekonstruksi. Saat drone masih mengawasi langit malam, harapannya sederhana: perdamaian yang tahan lama, bukan siklus kekerasan yang tak berujung. Bagi Lebanon dan Israel, ini saatnya pilih jalan damai, sebelum duka tambah dalam lagi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *