Pria di Ciseeng Terkena Luka Bacok Usai Lawan 4 Begal. Kejadian mengerikan terjadi di Ciseeng, Kabupaten Bogor, pada Senin malam, 15 September 2025, ketika seorang pria menjadi korban pembacokan setelah berani melawan empat begal. Insiden ini, yang berlangsung di Jalan Raya Ciseeng-Parung, menambah daftar panjang kasus kriminalitas di kawasan tersebut. Pria tersebut, meski terluka, berhasil selamat dan kini dirawat di rumah sakit. Kejadian ini memicu perhatian warga dan polisi, yang kini bergerak untuk mengejar pelaku. Artikel ini akan mengulas identitas korban, kondisinya, status pengejaran pelaku, dan dampaknya bagi keamanan di Ciseeng. BERITA BASKET
Siapakah Pria Tersebut
Korban adalah Dedi Supriadi, 32 tahun, seorang warga Desa Cibentang, Kecamatan Ciseeng, yang bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan logistik di Bogor. Dedi dikenal sebagai sosok pekerja keras dan ramah di lingkungannya. Menurut tetangganya, ia sering pulang larut malam karena jadwal kerjanya yang padat, yang mungkin membuatnya menjadi target empuk para begal. Pada malam kejadian, Dedi sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya di Parung menggunakan sepeda motor ketika diserang.
Dedi bukan orang asing dengan situasi berbahaya; ia pernah mengikuti pelatihan bela diri silat di kampungnya, yang kemungkinan membantunya melawan para begal meski kalah jumlah. Keberaniannya melawan empat pelaku bersenjata menunjukkan tekadnya untuk melindungi diri dan harta bendanya, meski akhirnya ia terluka akibat bacokan di lengan dan punggung.
Bagaimana Kondisi dari Pria Tersebut
Dedi Supriadi mengalami luka serius akibat bacokan di lengan kiri dan punggungnya. Setelah kejadian pada pukul 22.30 WIB, ia dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parung oleh warga yang menemukannya tergeletak di pinggir jalan. Menurut dokter yang menanganinya, luka bacok di lengan menyebabkan pendarahan hebat, tetapi tidak mengenai tulang atau arteri utama. Luka di punggungnya lebih dangkal, namun membutuhkan jahitan.
Hingga 16 September 2025, pukul 19.37 WIB, kondisi Dedi dilaporkan stabil, meski ia masih harus menjalani perawatan intensif untuk mencegah infeksi. Ia sadar dan mampu berkomunikasi, meskipun masih lemah akibat kehilangan darah. Keluarga Dedi, termasuk istri dan dua anaknya, terus mendampinginya di rumah sakit. Dokter memperkirakan Dedi membutuhkan waktu pemulihan sekitar dua minggu sebelum bisa pulang, dengan rehabilitasi tambahan untuk memulihkan kekuatan lengannya.
Apakah Pelaku Pembacokan Sudah Ditangkap
Hingga sore ini, 16 September 2025, polisi dari Polsek Ciseeng dan Polres Bogor masih memburu keempat pelaku pembacokan. Berdasarkan keterangan Dedi dan saksi mata, pelaku adalah empat pria berusia sekitar 20-30 tahun yang menggunakan dua sepeda motor. Mereka bersenjatakan celurit dan pisau, dan diduga mencoba merampas sepeda motor Dedi sebelum ia melawan. Polisi telah mengumpulkan bukti dari lokasi kejadian, termasuk rekaman CCTV dari sebuah warung di dekat Jalan Raya Ciseeng-Parung, yang menunjukkan dua motor melaju kencang setelah kejadian.
Tim Reskrim Polres Bogor telah melakukan penggerebekan di beberapa titik di Ciseeng dan Parung, tetapi belum berhasil menangkap pelaku. Kapolsek Ciseeng, AKP Dedi Suryadi, menyatakan bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan polsek tetangga untuk memperluas pencarian. Polisi juga meminta warga melaporkan aktivitas mencurigakan, karena kawasan ini dikenal sebagai jalur rawan begal. Meski belum ada penangkapan, polisi optimistis pelaku akan segera tertangkap berkat petunjuk dari CCTV dan keterangan saksi.
Kesimpulan: Pria di Ciseeng Terkena Luka Bacok Usai Lawan 4 Begal
Insiden pembacokan terhadap Dedi Supriadi di Ciseeng pada 15 September 2025 menyoroti masalah keamanan yang masih menjadi tantangan di wilayah pinggiran Bogor. Keberanian Dedi melawan empat begal menyelamatkan nyawanya, meski ia harus menanggung luka serius. Kondisinya kini stabil, tetapi kejadian ini meninggalkan trauma bagi keluarga dan warga setempat. Upaya polisi untuk menangkap pelaku masih berlangsung, dengan harapan bukti CCTV dapat mempercepat proses. Kejadian ini menjadi pengingat perlunya peningkatan patroli dan penerangan jalan di kawasan rawan, serta kewaspadaan warga saat bepergian malam. Untuk saat ini, doa dan dukungan mengalir untuk kesembuhan Dedi dan keadilan bagi pelaku.