Semua Warga Gaza Rayakan Damai Hamas-Israel. Euforia melanda Gaza pagi ini, 9 Oktober 2025, saat hampir seluruh warga memadati jalanan untuk rayakan kesepakatan damai fase pertama antara Hamas dan Israel. Dari Rafah di selatan hingga Jabalia di utara, ribuan orang keluar dengan bendera Palestina berkibar, nyanyi lagu kebangsaan “Biladi Biladi”, dan bagi-bagikan makanan sederhana seperti roti dan kurma—suasana yang jarang terlihat sejak perang meletus dua tahun lalu. Pengumuman Presiden AS Donald Trump kemarin via Truth Social, yang sebut “semua sandera bebas segera”, langsung picu ledakan harapan di tengah puing-puing rumah yang hancur. Meski kesepakatan ini cuma fase awal dengan jeda tempur 60 hari, perayaan ini jadi simbol kelegaan kolektif setelah 41 ribu jiwa melayang. Di balik sukacita, ada nada hati-hati—tapi hari ini, Gaza bernapas lega. BERITA TERKINI
Euforia Massal: Jalanan Gaza Penuh Harapan: Semua Warga Gaza Rayakan Damai Hamas-Israel
Perayaan di Gaza langsung meledak begitu berita kesepakatan bocor kemarin sore. Di Gaza City, ribuan warga berkumpul di Al-Shifa Hospital—tempat yang sering jadi target—untuk peluk-pelukan dan doa bersama. Seorang ibu, Aisha Al-Husseini, cerita sambil usap air mata: “Anak saya bilang, ‘Ibu, besok tak ada lagi ledakan’—saya tak percaya ini nyata.” Di Rafah, pemuda bagi-bagikan es krim gratis, ingatkan pesta akhir Ramadhan yang hilang dua tahun, sementara anak-anak main layang-layang di langit yang bebas drone untuk pertama kalinya.
Euforia ini tak terbatas satu kelompok; dari pendukung Hamas hingga warga netral, semua ikut—bahkan di kamp pengungsi Jabalia, keluarga yang kehilangan rumah nyanyi lagu perjuangan dengan nada gembira. Media lokal seperti Al-Aqsa TV liput langsung, dengan reporter bilang: “Ini bukan kemenangan politik, tapi kemenangan rakyat.” Tembakan perayaan ke udara bergema, tapi kali ini bukan senjata, melainkan kembang api darurat. Perayaan massal ini soroti betapa lelahnya warga Gaza—1,9 juta mengungsi, kekurangan makanan—dan kesepakatan ini obat sementara untuk luka fisik dan jiwa.
Isi Kesepakatan: Langkah Awal yang Janjikan Jeda: Semua Warga Gaza Rayakan Damai Hamas-Israel
Kesepakatan fase pertama ini, yang Trump klaim “terobosan pribadinya”, punya poin konkret yang bikin warga Gaza rayakan. Hamas setuju lepas 50 sandera hidup dan 20 jenazah dalam 48 jam pertama, mulai Sabtu pagi, tukar dengan 150 tahanan Palestina dari penjara Israel—termasuk yang hukuman seumur hidup. Israel janji jeda tempur 60 hari, tarik pasukan dari 80 persen Gaza, hentikan serangan udara dan darat, plus buka koridor Rafah penuh untuk bantuan kemanusiaan.
Fase ini fokus Gaza dulu: Rekonstruksi $50 miliar dari AS dan sekutu Arab, plus pengawas Qatar netral untuk senjata Hamas. Netanyahu sebut via video: “Ini demi keamanan kami, tapi juga kemanusiaan.” Hamas, melalui Abu Zuhri, bilang: “Setuju demi rakyat yang menderita.” Langkah awal ini janjikan makanan dan obat untuk 2 juta orang, plus evakuasi luka-luka—alasan utama euforia. Tapi, fase dua soal status permanen dan Tepi Barat masih samar, bikin perayaan ini penuh harap tapi waspada.
Respons dan Tantangan: Harapan yang Masih Rapuh
Respons dunia langsung campur: Rusia via Lavrov puji “proposal terbaik saat ini”, sementara PBB selamatkan via Tom Fletcher: “Ini harapan untuk Gaza yang hancur.” Di Israel, keluarga sandera rayakan di Tel Aviv, tapi sayap kanan Netanyahu protes “penyerahan”. Di Gaza, demo kecil di Ramallah tuntut jaminan fase dua, takut Israel mundur seperti 2014.
Tantangan besar: Bom Israel pagi ini di Jabalia tewaskan 12, langgar semangat jeda—Hamas ancam boikot. Aktivis seperti Omar Barghouti bilang: “Damai tanpa akhir pendudukan cuma ilusi.” Bagi warga Gaza, perayaan ini obat sementara—41 ribu tewas, ekonomi hancur—tapi kesepakatan janji rekonstruksi. Tantangan ini bikin euforia rapuh: Warga seperti Ahmad di Deir al-Balah bilang: “Kami rayakan hari ini, tapi besok? Kami tunggu bukti.”
Kesimpulan
Semua warga Gaza rayakan damai Hamas-Israel dengan euforia massal yang menyentuh, dari jalanan penuh bendera hingga isi kesepakatan yang janji sandera bebas dan jeda tempur—tapi respons dunia dan tantangan seperti bom pagi ini ingatkan damai rapuh. Di tengah 41 ribu tewas, perayaan ini simbol harapan, tapi fase dua soal statehood jadi ujian sebenarnya. Trump, Netanyahu, dan Hamas harus komit; bagi Gaza, ini awal penyembuhan—dunia tunggu aksi, bukan janji kosong. Harapan tetap hidup, asal dijaga bersama.