PM Canada Akan Bertemu Trump Untuk Bahas Tarif AS. Pagi Kamis, 3 Oktober 2025, berita dari Washington D.C. jadi sorotan utama: Perdana Menteri Kanada Mark Carney akan bertemu Presiden AS Donald Trump minggu depan untuk bahas tarif impor yang lagi panas-panasnya. Pertemuan ini dijadwalkan di Gedung Putih, fokus utama pada tarif 25 persen yang Trump terapkan pada baja, aluminium, dan ekspor otomotif Kanada—langkah yang ancam ribuan pekerjaan di kedua negara. Di tengah ketegangan perdagangan yang sudah memuncak sejak awal tahun, Carney, yang naik tahta PM Kanada sejak Februari lalu, harap bisa redakan badai ini sebelum eskalasi lebih jauh. Trump, yang janji “America First” sejak kampanye 2024, sebut pertemuan ini “kesempatan bagus untuk deal adil”. Saat Kanada siapkan strategi balasan, dunia pantau: apakah ini awal perang dagang baru, atau jembatan menuju kesepakatan? Di musim gugur yang dingin, hubungan tetangga utara ini butuh angin hangat. BERITA TERKINI
Latar Belakang Tarif Trump dan Dampak Ekonomi: PM Canada Akan Bertemu Trump Untuk Bahas Tarif AS
Tarif Trump bukan hal baru; sejak Januari 2025, ia terapkan bea masuk 25 persen pada impor Kanada, bagian dari kebijakan luas lawan China, Meksiko, dan sekutu dekat. Alasan resmi: lindungi pekerja AS dari “banjir murah” dan tekan isu keamanan perbatasan, termasuk fentanyl dan imigrasi ilegal. Kanada, mitra dagang terbesar AS dengan nilai $1 triliun per tahun, kena dampak langsung—ekspor otomotif turun 15 persen sejak Maret, ancam 50.000 pekerjaan di Ontario saja. Industri baja di Alberta sudah PHK 2.000 karyawan, sementara harga mobil di AS naik rata-rata $500 per unit.
Carney, mantan gubernur Bank of England yang dikenal tegas soal ekonomi, kritik tarif ini sebagai “pukulan boomerang” yang bikin konsumen AS bayar lebih mahal. Kanada balas dengan tarif serupa pada 155 miliar dolar Kanada barang AS, termasuk daging sapi dan minuman keras, tapi pause sementara selama 30 hari sejak Februari untuk beri ruang negosiasi. Trump, di X-nya pekan lalu, sebut Kanada “harus bayar upahnya” soal perbatasan, tapi ekonom bilang ini bisa picu resesi kedua negara—GDP Kanada proyeksi turun 1,2 persen tahun ini. Latar ini bikin pertemuan Carney-Trump krusial, bukan cuma soal uang, tapi fondasi USMCA yang Trump revisi sejak 2018.
Agenda Pertemuan: Tarif, Keamanan, dan Kesepakatan Dagang: PM Canada Akan Bertemu Trump Untuk Bahas Tarif AS
Pertemuan dijadwalkan 8 Oktober di D.C., durasi dua hari dengan sesi tertutup dan konferensi pers bersama. Agenda utama: negosiasi ulang tarif, dengan Carney desak Trump cabut bea masuk pada baja dan aluminium sebagai “langkah percaya”. Trump, yang sebut ini “prioritas keamanan nasional”, mau Kanada tingkatkan patroli perbatasan dan kurangi ekspor fentanyl—isu yang ia angkat sejak November 2024. Selain itu, bahas revisi USMCA: Kanada minta klausul lingkungan lebih kuat, sementara AS tekan kuota susu impor Kanada yang masih dibatasi.
Carney bawa tim kuat—menteri perdagangan dan penasihat ekonomi—siap tawarkan kompromi: tambah investasi bersama di infrastruktur perbatasan senilai $10 miliar. Trump, yang janji “deal cepat”, mungkin pakai ini untuk pamer kemenangan politik menjelang midterm 2026. Tapi, sumber dekat Gedung Putih bilang Trump tak mau mundur tanpa konsesi besar, seperti Kanada ikut sanksi lebih ketat ke China. Pertemuan ini juga sentuh isu energi: Kanada, pemasok minyak utama AS, tawarkan diskon ekspor untuk redakan harga bensin domestik. Jika sukses, bisa jadi model diplomasi—tapi gagal, Kanada siap eskalasi tarif balasan penuh.
Respons Kanada dan AS: Tekanan Domestik dan Harapan Global
Di Kanada, Carney hadapi tekanan dari Partai Liberal-nya sendiri—polling Ipsos tunjuk 55 persen warga khawatir resesi akibat tarif, dorong oposisi Konservatif tuntut “deal keras” dengan Trump. Bisnis seperti Ford dan GM di Windsor sudah lobby keras, ancam pindah pabrik jika tak ada solusi. Sementara itu, di AS, Trump dapat dukungan dari serikat buruh Midwest yang dukung tarif lindungi pekerjaan, tapi petani AS protes karena balasan Kanada lukai ekspor gandum mereka. Biden era sempat pause tarif sementara, tapi Trump lanjutkan sejak Desember 2024, picu demo di Detroit Maret lalu.
Globalnya, Meksiko—mitra USMCA lain—pantau ketat, karena tarif serupa ancam mereka juga. Uni Eropa ingatkan WTO soal aturan dagang, sementara China senang lihat sekutu AS ribut sendiri. Carney, di pidato Ottawa Rabu, sebut pertemuan ini “untuk masa depan bersama”, tekankan Kanada tak mau perang dagang tapi siap bela kepentingan. Trump balas di Fox News: “Mark bagus, kita akan deal besar.” Respons ini tunjukkan harap campur was-was—dunia harap pertemuan ini redakan ketegangan, bukan tambah api.
Kesimpulan
Pertemuan Carney-Trump minggu depan jadi ujian besar bagi hubungan Kanada-AS: tarif yang ancam ekonomi kedua negara bisa jadi pintu kesepakatan baru, atau pemicu perang dagang panjang. Dengan agenda padat dari keamanan hingga dagang, kedua pemimpin punya peluang ciptakan win-win—lindungi pekerjaan, stabilkan harga, dan kuatkan USMCA. Di tengah tekanan domestik, harapan tetap: tetangga utara ini bisa temukan jalan tengah, ingatkan bahwa diplomasi lebih untung daripada dendam. Saat musim gugur berganti, semoga angin dagang bertiup ke arah damai—untuk Ottawa, Washington, dan dunia yang bergantung perdagangan mereka.