Amoeba Pemakan Otak di India Tewaskan Belasan Orang

amoeba-pemakan-otak-di-india-tewaskan-belasan-orang

Amoeba Pemakan Otak di India Tewaskan Belasan Orang. Wabah mengerikan melanda Kerala, negara bagian selatan India, di mana amoeba pemakan otak Naegleria fowleri telah menewaskan 19 orang sejak awal 2025. Hingga 24 September, otoritas kesehatan mencatat 72 kasus infeksi Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM), penyakit langka yang disebabkan oleh amoeba ini, dengan lonjakan signifikan di bulan September saja—sembilan kematian dari 24 kasus baru. Korban termuda adalah bayi tiga bulan, sementara yang tertua berusia 92 tahun, menunjukkan betapa rentannya berbagai usia terhadap ancaman ini. Pemerintah Kerala mengeluarkan peringatan kesehatan darurat, menutup kolam renang umum dan memperingatkan warga hindari air tawar yang tercemar. Lonjakan kasus ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2024, yang hanya mencatat sembilan kematian dari 36 kasus, memicu kekhawatiran nasional di tengah musim hujan yang memfasilitasi penyebaran. Ini bukan hanya tragedi medis, tapi juga panggilan darurat untuk kesadaran air bersih di wilayah tropis. BERITA BASKET

Apa Itu Amoeba Pemakan Otak

Amoeba pemakan otak, atau Naegleria fowleri, adalah protozoa bersel tunggal yang hidup bebas di lingkungan air hangat seperti sungai, danau, kolam, atau mata air panas. Organisme ini biasanya memakan bakteri di dasar air, tapi bisa jadi patogen mematikan bagi manusia jika masuk ke tubuh. Naegleria fowleri memiliki tiga bentuk siklus hidup: trophozoite (bentuk aktif yang menyerang), flagellate (bentuk bergerak cepat di air), dan cyst (bentuk tahan lama saat kondisi kering). Ia tumbuh optimal di suhu 25-46 derajat Celsius, membuatnya umum di iklim tropis seperti Kerala. Infeksi terjadi saat air tercemar masuk melalui hidung—misalnya saat berenang atau mandi—lalu amoeba merayap melalui selaput hidung ke jaringan otak via pelat cribriform. Di sana, ia menyebabkan PAM, peradangan otak akut yang merusak jaringan saraf. Secara global, hanya 488 kasus tercatat dalam enam dekade di 39 negara, dengan India melaporkan kasus pertama pada 1971. Di Kerala, wabah dimulai sejak 2016 dengan delapan kasus hingga 2022, tapi eskalasi tajam sejak 2023 karena peningkatan aktivitas air rekreasi.

Apa yang Membuat Amoeba Pemakan Otak Ini Sangat Mengerikan

Naegleria fowleri mengerikan karena tingkat kematiannya mencapai 95-98 persen, bahkan dengan perawatan medis terbaik. Gejala muncul cepat, 1-9 hari setelah infeksi: sakit kepala parah, demam, mual, kebingungan, hingga halusinasi dan kejang yang menyerupai meningitis bakteri—sering salah diagnosis. Amoeba ini merusak otak dengan enzim sitotoksik, menyebabkan perdarahan korteks, nekrosis jaringan, dan edema, terutama di bulbus olfaktorius dan serebelum. Kematian biasanya terjadi dalam 5 hari, membuat deteksi dini krusial. Yang lebih menakutkan, ia tak menular antarmanusia dan tak bertahan di air asin, tapi musim hujan Kerala 2025 memicu banjir yang mencemari sumber air tawar. Korban sering anak-anak dan remaja yang berenang di kolam alami, seperti kasus bayi tiga bulan di Kozhikode yang meninggal 1 September setelah mandi. Tantangan diagnosis: tes CSF sulit deteksi amoeba awal, dan pengobatan—kombinasi amphotericin B, miltefosine, dan steroid—hanya efektif jika dimulai segera. Di Kerala, meski kematian turun berkat tes agresif, wabah ini ungkap kelemahan infrastruktur air di daerah pedesaan.

Bagaimana Pihak Pemerintahan India Untuk Memhanguskan Amoeba Pemakan Otak Ini

Pemerintah Kerala, di bawah Menteri Kesehatan Veena George, meluncurkan kampanye agresif sejak Agustus 2025 untuk memerangi wabah. Langkah utama: klorinasi massal sumur, tangki air, dan area mandi umum untuk bunuh amoeba, plus pengujian rutin air di 500+ lokasi rawat inap. Mereka tutup 200 kolam renang dan pantai tercemar sementara, sambil bagikan klip hidung gratis untuk pencegahan saat berenang. Tim respons cepat—termasuk dokter dari Medical College Thiruvananthapuram—latih 1.000 petugas kesehatan untuk diagnosis dini via PCR dan mikroskop, yang tingkatkan kelangsungan hidup dari nol menjadi 20 persen. Pemerintah pusat India alokasikan 50 crore rupee untuk riset vaksin potensial dan obat lokal, bekerja sama dengan ICMR. Kampanye publik via SMS, radio, dan poster ingatkan: gunakan air steril untuk irigasi hidung, hindari air tawar hangat, dan laporkan gejala segera. Di tingkat desa, surveilans mingguan pantau kolam, dengan denda bagi pemilik fasilitas air yang tak patuh. Strategi ini unik Kerala: tes dini selamatkan nyawa, tapi tantangan tetap di akses medis pedesaan.

Kesimpulan

Wabah amoeba pemakan otak di Kerala, dengan 19 kematian dari 72 kasus pada 2025, jadi peringatan keras akan ancaman tersembunyi di air sehari-hari. Naegleria fowleri, dengan keganasannya yang hampir pasti mematikan, ungkap celah di sanitasi tropis, tapi respons pemerintah—dari klorinasi hingga edukasi—tunjukkan kemajuan. Tingkat kematian yang turun berkat deteksi cepat beri harapan, meski pencegahan tetap kunci. Saat musim hujan berlanjut, India butuh investasi berkelanjutan di air bersih untuk cegah tragedi serupa. Ini bukan akhir, tapi peluang ubah kebiasaan: mandi aman, diagnosis cepat, dan kewaspadaan kolektif bisa selamatkan generasi mendatang dari monster mikroskopis ini.

BACA SELENGKAPNYA DI…

admin

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *