Rusia Tembakkan Total 580 Drone dan 40 Rudal ke Ukraina. Konflik Rusia-Ukraina memasuki fase baru eskalasi dengan serangan drone dan rudal massal Rusia yang disebut sebagai salah satu terbesar tahun ini. Rusia tembakkan total 580 drone dan 40 rudal ke sembilan wilayah Ukraina, termasuk Kyiv dan Kharkiv, menargetkan infrastruktur energi, pabrik sipil, dan area pemukiman. Serangan ini, yang berlangsung semalaman, tewaskan setidaknya 3 orang dan lukai puluhan lainnya, sambil hancurkan gedung apartemen dan fasilitas vital. Presiden Volodymyr Zelenskiy sebut ini “terorisme murni” untuk hancurkan semangat rakyat Ukraina, sementara Rusia klaim itu balasan atas serangan drone Ukraina ke kilang minyak mereka. Di tengah perang yang sudah ambil ratusan ribu nyawa sejak 2022, serangan ini ingatkan betapa brutalnya taktik drone murah yang jadi senjata utama—dan bagaimana Ukraina, meski lelah, tetap bertahan dengan sistem pertahanan udara yang semakin tangguh. BERITA BOLA
Kapan Rusia Melakukan Serangan Tersebut: Rusia Tembakkan Total 580 Drone dan 40 Rudal ke Ukraina
Rusia lakukan serangan tersebut pada Sabtu malam, 20 September 2025, mulai sekitar pukul 23.00 waktu Kyiv dan berlangsung hampir 11 jam dalam dua gelombang. Serangan ini bagian dari pola eskalasi pasca-pertemuan Trump-Putin di Alaska awal September, di mana Rusia ubah taktik dari puluhan drone jadi ratusan sekaligus untuk overload pertahanan Ukraina. Drone Shahed-136, yang murah dan diproduksi massal di Iran, diluncurkan dari Laut Hitam dan wilayah Rusia selatan, sementara rudal balistik dan cruise datang dari pangkalan di Crimea. Target utama: Kyiv (gedung apartemen di pinggiran kota kena misil cluster, tewaskan 1 orang), Dnipropetrovsk (pabrik manufaktur hancur), dan Kharkiv (infrastruktur energi lumpuh).
Zelenskiy konfirmasi di Telegram pagi harinya: “Semalaman Ukraina di bawah serangan massal Rusia—580 drone dan 40 rudal ke berbagai wilayah.” Ini serangan terbesar sejak Juli 2025, saat Rusia luncurkan 598 drone ke Kyiv yang tewaskan 21 orang. Serangan ini juga picu alarm udara di Polandia, negara NATO tetangga, yang scramble jet tempur untuk lindungi wilayahnya. Rusia bilang ini “respon proporsional” atas serangan Ukraina ke kilang Saratov malam sebelumnya, yang tewaskan 4 orang di pihak mereka—siklus balas dendam yang makin ganas di musim gugur ini.
Bagaimana Cara Ukraina Menahan Serangan Tersebut
Ukraina berhasil tahan sebagian besar serangan berkat sistem pertahanan udara canggih dari Barat, yang jatuhkan 552 drone dan 31 rudal—efektivitas 95% untuk drone dan 77% untuk rudal. Angkatan Udara Ukraina gunakan campuran Patriot AS (jatuhkan 20 rudal balistik), NASAMS Norwegia, dan IRIS-T Jerman untuk intersepsi di langit Kyiv dan Kharkiv. Drone Shahed, meski murah ($20.000 per unit), jatuh mudah berkat radar dan jammer elektronik—Ukraina klaim 90% drone hancur di udara sebelum capai target.
Strategi utama: lapisan pertahanan multi-level, termasuk drone FPV Ukraina untuk counter-strike dan jaringan intelijen NATO yang beri peringatan dini. Di Dnipropetrovsk, warga turun ke bunker metro selama 11 jam, sementara tim pemadam langsung tangani api di gedung apartemen. Zelenskiy puji militer: “Kami buktikan bisa lindungi diri dan Eropa—tapi butuh lebih banyak Patriot.” Meski sukses, 28 drone dan 9 rudal lolos, hancurkan infrastruktur—seperti gudang di Lviv yang kena 15 drone. Ini tunjukkan Ukraina andalkan bantuan Barat: AS kirim $2 miliar tambahan minggu lalu, tapi stok misil terbatas bikin pertahanan rentan jangka panjang.
Apakah Banyak Korban Meninggal di Ukraina Usai Serangan Rusia
Korban jiwa relatif terbatas dibanding skala serangan, dengan 3 orang tewas dan puluhan lukai—tapi dampaknya tetap tragis di wilayah sipil. Di Kyiv, 1 polisi tewas saat gedung apartemen kena misil cluster, lukai 13 warga termasuk 4 anak; di Chernihiv, 1 warga sipil mati di rumahnya; dan di Khmelnytskyi, 1 lagi tewas di serangan ke fasilitas energi. Total luka: 45 orang, kebanyakan syok dan luka serpihan, menurut walikota Igor Terekhov di Kharkiv.
Ini lebih rendah dari serangan Juli (21 tewas), berkat pertahanan udara—tapi infrastruktur hancur: gedung apartemen Kyiv roboh separuh, dan pabrik manufaktur Dnipropetrovsk lumpuh, picu pemadaman listrik 50.000 rumah. Zelenskiy sebut “setiap serangan seperti ini bukan militer, tapi teror sipil”—dengan 65.000 tewas total sejak 2022, ini tambah beban kemanusiaan. Rusia bilang target murni militer, tapi video amatir tunjukkan kerusakan sipil. Korban tak banyak secara numerik, tapi emosional: keluarga berduka, dan evakuasi darurat ribuan orang.
Kesimpulan: Rusia Tembakkan Total 580 Drone dan 40 Rudal ke Ukraina
Serangan Rusia dengan 580 drone dan 40 rudal ke Ukraina pada 20 September 2025 jadi pukulan keras, meski pertahanan Ukraina jatuhkan sebagian besar dan batasi korban jadi 3 tewas. Dari Kyiv ke Kharkiv, ini siklus eskalasi yang hancurkan infrastruktur dan semangat—balasan atas serangan Ukraina ke Rusia. Zelenskiy tuntut lebih banyak bantuan Barat, sementara Rusia janji “respon tegas”. Perang ini takkan berakhir tanpa diplomasi; dunia harus tekan kedua pihak untuk gencatan, sebelum korban naik lagi. Ukraina bertahan, tapi seberapa lama? Saat musim dingin datang, harapan damai terasa lebih penting dari sebelumnya.